Post by Kira Sakazaki on Oct 18, 2014 16:20:47 GMT
Beberapa hari kemudian, Kira dan Alicia kembali ke Order Island. mereka masih menunggu jawaban dari Haruna apakah dia akan ikut pindah atau tidak. di sela-sela harinya, Kira dan Alicia menjalani hari dengan sangat membosankan. mereka terlihat duduk didepan TV sambil menonton saluran TRANS (Televisi Raffi Ahmad & Nagita Slavina)
Alicia Takagi: yang, dia ini siapa sih? Kok pernikahan-nya sampai disiarin di TV lokal gini?
Kira Sakazaki: ah aku juga gatau. Aku cuman ingin liat aja pernikahan ala Indonesia itu kayak gimana. Bagus ya?
Alicia Takagi: iya...
Tiba-tiba, bel rumah mereka berbunyi.
Alicia Takagi: ah! Itu pasti Haruna!
Kira Sakazaki: iya, ayo kita liat kesana.
Mereka langsung berlari dan membukakan pintu. ternyata benar itu Haruna. tetapi Haruna tidak sendiri.
Mirei Sakazaki: halo kak Kira! Halo kak Alice!
Kira Sakazaki: Mirei? Ayah? Kalian ikut juga?
Shinzo Sakazaki: Mirei ngotot ingin ikut dan liat tempat baru kalian ya jadi ayah datang kesini cuman buat ngawasin Mirei aja. Besok sore juga kita pulang. Mirei kan sudah mulai sekolah dan latihan lagi.
Alicia Takagi: ayo papa, Mirei, Haruna, silahkan masuk! Anggap aja rumah sendiri.
Alicia langsung naik ke atas bersama kedua adik Kira sementara Kira dan ayahnya menborol di bawah.
Alicia Takagi: ayo, kakak tunjukin dimana kamar kalian. Kira sama papa biar ngobrol dulu aja di ruang tamu. Nanti aku bikin kue sama minuman dulu setelah aku nganter Haruna sama Mirei ke kamarnya.
Kira Sakazaki: oh iya, silahkan duduk yah...
Pak Shinzo pun duduk di ruangan tamu sementara Kira mengambil remote dan mematikan TV.
Shinzo Sakazaki: bagaimana kabar hubungan rumah tanggamu dengan istrimu?
Kira Sakazaki: baik, yah.... Alicia adalah wanita yang baik, setia dan penurut. Aku akan selalu menghormati dan mencintai dia.
Shinzo Sakazaki: bagus, terus.... kapan kamu rencana punya anak?
Kira Sakazaki: waduh.... untuk masalah itu.... aku belum punya pikiran kesana. Kita berdua masih fokus ke pekerjaan kita dulu. Tapi pasti kok kita bakal secepatnya mikirin soal itu. Oh iya, yah. Kebetulan nih ayah datang kesini. Ayah, kayaknya tempat ini bisa jadi prospek besar untuk membuka cabang Sakazaki Dojo. Gimana kalau kita buka cabang disini aja? Mungkin selain buka Aikido Dojo, kita juga bisa bikin sekloah wrestling juga. Gimana yah?
Shinzo Sakazaki: menurut ayah itu ide yang bagus. Ayah suka sama ide kamu. Tapi untuk pengelolaan-nya bagaimana? Apa kamu punya seseorang yang bisa kamu percaya?
Kira Sakazaki: aku bisa kok mengelola dojo dan sekolah wrestling ini. Selain aku juga kan ada Haruna dan Alice yang tinggal disini juga. Biar mereka yang kelola internal-nya sedangkan aku yang kelola operasional-nya. Pokoknya ayah tenang aja. Aku bisa kelola semua ini. Aku Cuma minta restu dari ayah aja. Boleh kan yah?
Shinzo Sakazaki: ayah selalu setuju dengan semua niat baik yang akan kamu lakukan. Dan ayah jug udah ngerasa kalau kamu udah siap buat jadi penerus dari pemilik Sakazaki Dojo yang sudah turun-temurun dari keluarga kita selama beberapa generasi. Dan kalau kamu ingin melebarkan sayap Sakazaki Dojo sampai keluar Jepang, itu sudah langkah yang sangat baik. Ayah akan dukung kamu.
Kira Sakazaki: wah, terima kasih Ayah!
Shinzo Sakazaki: oh iya, memangnya kamu sudah punya tempat untuk membangun dojo-nya.
Kira Sakazaki: oh, jangan khawatir yah... itu semua udah aku renjanain dengan matang bahkan jauh sebelum aku pindah kesini. Dojo-nya sih rencananya bakal aku bangun di dekat-dekat sini. Aku udah tawar menawar dengan pemilik tanahnya. Semoga bisa dapat harga yang pas.
Shinzo Sakazaki: hmmm.... bagus...
Belum lama kemudian, Mirei pun turun dan langsung menghampiri ayahnya.
Mirei Sakazaki: ayah, ayah..... kita ke pantai yuk! Kata kak Alice pantai disini indah banget. Aku pengen liat yah? Boleh ya yah? Please!
Shinzo Sakazaki: kamu kan baru sampai, nak! Kamu gak capek? Istirahat dulu lah.
Mirei Sakazaki: capek? Enggak ah, latihan sama show aku lebih capek makanya aku ingin relaksasi. Ayo yah.... Kak Kira, aku boleh ke pantai kan?
Kira Sakazaki: iya iya boleh sayang..... tapi kan ayah masih capek. Biar dia istirahat dulu ya? Kamu juga tidur dulu sana. Kakak janji, nanti sore kita berangkat bareng ke Pantai Serena.
Mirei Sakazaki: wah beneran kak? Asik!
Kira Sakazaki: oh ngomong-ngomong, kak Haru mana?
Mirei Sakazaki: kak Haru lagi santai di balkon, kak.
Kira Sakazaki: oh gitu. Yaudah ya yah, aku ke atas dulu mau ketemu Haruna. Sekali lagi, terima kasih, ayah!
Kira membungkukkan badannya untuk memberi hormat kepada ayahnya kemudian dia pun langsung naik ke atas. terlihat Haruna sedang duduk di balkon sambil menikmati angin sepoi-sepoi khas dataran tinggi. Kira pun langsung duduk disamping Haruna.
Kira Sakazaki: hai, Haruna!
Haruna Sakazaki: eh, kakak.....
Kira Sakazaki: gimana, pemandangan-nya bagus kan dari sini?
Haruna Sakazaki: iya kak. Indah banget.... mungkin kalau malam hari lebih indah ya. Kayaknya aku bakal betah banget disini.
Kira Sakazaki: oh, jadi kamu udah mutusin buat pindah kesini?
Haruna Sakazaki: iya, kak.... aku juga udah resign dari pekerjaan aku. aku udah ngerasa gak bisa tinggal sendirian disana. semenjak sahabat aku menghilang entah kemana dan gak datang lagi, hidup aku disana jadi gak menentu. aku juga sering kehilangan fokus aku kalau kerja karena mikirin dia terus. makanya semoga kalau aku pindah kesini, aku bisa ngelupain kenangan aku bersama dia.
Merasa kasihan, Kira pun langsung memeluk adiknya tanpa bicara sepatah katapun.
Haruna Sakazaki: tapi kak.... aku minta sesuatu. selama aku tinggal disini, aku boleh gak daftar di tempat kakak wrestling?
Kira kaget dengan permintaan adiknya yang sedikit tidak terduga.
Kira Sakazaki: huh? jangan, Haruna! disana gak ada diva's division. kakak gak ngijinin kamu buat berada satu ring dengan seseorang yang badannya lebih besar dari kamu. aku gak mau kamu kenapa-kenapa, tau gak?
Haruna Sakazaki: kakak, jangan khawatir. adikmu ini udah berubah jadi seorang wanita yang tangguh. 2 tahun aku pisah dari kakak, aku terus berlatih dan berlatih supaya bisa jadi seperti kakak. dan sekarang, aku gak takut sama siapa-siapa. Haruna yang dulu bukanlah Haruna yang sekarang. aku udah berani jalan malam-malam karena gak ada seorangpun yang berani sama aku..... yah kecuali sama badut psycho. aku masih takut hehe.... aku bakal nebus janji aku ke sahabat aku kalau aku adalah seorang wanita yang kuat. aku gak peduli sahabat aku mau lihat ini atau enggak. tapi kita udah janji, kita bakal berada di puncak karir kita suatu saat nanti.
Kira Sakazaki: iya, kakak percaya sama kamu. oke, kamu boleh ikut. tapi kalau kamu kenapa-kenapa, kamu bilang sama kakak ya?
Haruna Sakazaki: ah, kak Kira dari dulu gak pernah berubah. selalu overprotektif sama aku. aku bakal baik2 aja kok.
Kira Sakazaki: kakak gak bisa ninggalin kamu kalau kamu dalam masalah, itu karena kakak itu sayang sama kamu. tapi walau gitu, kakak tetap percaya sama kamu. kamu harus buktikan kalau kamu adalah seorang Sakazaki yang kuat, seorang keturunan Sakazaki pertama yang tangguh dan terkenal disaat yang bersamaan.
Haruna Sakazaki: iya kak, aku janji!
Kira Sakazaki: yaudah, sekarang kamu istirahat sana. kamu pasti capek setelah perjalanan jauh.
Haruna mengangguk kemudian mereka berdua pun menuju kamar Haruna. scene pun berakhir.
-End-
Alicia Takagi: yang, dia ini siapa sih? Kok pernikahan-nya sampai disiarin di TV lokal gini?
Kira Sakazaki: ah aku juga gatau. Aku cuman ingin liat aja pernikahan ala Indonesia itu kayak gimana. Bagus ya?
Alicia Takagi: iya...
Tiba-tiba, bel rumah mereka berbunyi.
Alicia Takagi: ah! Itu pasti Haruna!
Kira Sakazaki: iya, ayo kita liat kesana.
Mereka langsung berlari dan membukakan pintu. ternyata benar itu Haruna. tetapi Haruna tidak sendiri.
Mirei Sakazaki: halo kak Kira! Halo kak Alice!
Kira Sakazaki: Mirei? Ayah? Kalian ikut juga?
Shinzo Sakazaki: Mirei ngotot ingin ikut dan liat tempat baru kalian ya jadi ayah datang kesini cuman buat ngawasin Mirei aja. Besok sore juga kita pulang. Mirei kan sudah mulai sekolah dan latihan lagi.
Alicia Takagi: ayo papa, Mirei, Haruna, silahkan masuk! Anggap aja rumah sendiri.
Alicia langsung naik ke atas bersama kedua adik Kira sementara Kira dan ayahnya menborol di bawah.
Alicia Takagi: ayo, kakak tunjukin dimana kamar kalian. Kira sama papa biar ngobrol dulu aja di ruang tamu. Nanti aku bikin kue sama minuman dulu setelah aku nganter Haruna sama Mirei ke kamarnya.
Kira Sakazaki: oh iya, silahkan duduk yah...
Pak Shinzo pun duduk di ruangan tamu sementara Kira mengambil remote dan mematikan TV.
Shinzo Sakazaki: bagaimana kabar hubungan rumah tanggamu dengan istrimu?
Kira Sakazaki: baik, yah.... Alicia adalah wanita yang baik, setia dan penurut. Aku akan selalu menghormati dan mencintai dia.
Shinzo Sakazaki: bagus, terus.... kapan kamu rencana punya anak?
Kira Sakazaki: waduh.... untuk masalah itu.... aku belum punya pikiran kesana. Kita berdua masih fokus ke pekerjaan kita dulu. Tapi pasti kok kita bakal secepatnya mikirin soal itu. Oh iya, yah. Kebetulan nih ayah datang kesini. Ayah, kayaknya tempat ini bisa jadi prospek besar untuk membuka cabang Sakazaki Dojo. Gimana kalau kita buka cabang disini aja? Mungkin selain buka Aikido Dojo, kita juga bisa bikin sekloah wrestling juga. Gimana yah?
Shinzo Sakazaki: menurut ayah itu ide yang bagus. Ayah suka sama ide kamu. Tapi untuk pengelolaan-nya bagaimana? Apa kamu punya seseorang yang bisa kamu percaya?
Kira Sakazaki: aku bisa kok mengelola dojo dan sekolah wrestling ini. Selain aku juga kan ada Haruna dan Alice yang tinggal disini juga. Biar mereka yang kelola internal-nya sedangkan aku yang kelola operasional-nya. Pokoknya ayah tenang aja. Aku bisa kelola semua ini. Aku Cuma minta restu dari ayah aja. Boleh kan yah?
Shinzo Sakazaki: ayah selalu setuju dengan semua niat baik yang akan kamu lakukan. Dan ayah jug udah ngerasa kalau kamu udah siap buat jadi penerus dari pemilik Sakazaki Dojo yang sudah turun-temurun dari keluarga kita selama beberapa generasi. Dan kalau kamu ingin melebarkan sayap Sakazaki Dojo sampai keluar Jepang, itu sudah langkah yang sangat baik. Ayah akan dukung kamu.
Kira Sakazaki: wah, terima kasih Ayah!
Shinzo Sakazaki: oh iya, memangnya kamu sudah punya tempat untuk membangun dojo-nya.
Kira Sakazaki: oh, jangan khawatir yah... itu semua udah aku renjanain dengan matang bahkan jauh sebelum aku pindah kesini. Dojo-nya sih rencananya bakal aku bangun di dekat-dekat sini. Aku udah tawar menawar dengan pemilik tanahnya. Semoga bisa dapat harga yang pas.
Shinzo Sakazaki: hmmm.... bagus...
Belum lama kemudian, Mirei pun turun dan langsung menghampiri ayahnya.
Mirei Sakazaki: ayah, ayah..... kita ke pantai yuk! Kata kak Alice pantai disini indah banget. Aku pengen liat yah? Boleh ya yah? Please!
Shinzo Sakazaki: kamu kan baru sampai, nak! Kamu gak capek? Istirahat dulu lah.
Mirei Sakazaki: capek? Enggak ah, latihan sama show aku lebih capek makanya aku ingin relaksasi. Ayo yah.... Kak Kira, aku boleh ke pantai kan?
Kira Sakazaki: iya iya boleh sayang..... tapi kan ayah masih capek. Biar dia istirahat dulu ya? Kamu juga tidur dulu sana. Kakak janji, nanti sore kita berangkat bareng ke Pantai Serena.
Mirei Sakazaki: wah beneran kak? Asik!
Kira Sakazaki: oh ngomong-ngomong, kak Haru mana?
Mirei Sakazaki: kak Haru lagi santai di balkon, kak.
Kira Sakazaki: oh gitu. Yaudah ya yah, aku ke atas dulu mau ketemu Haruna. Sekali lagi, terima kasih, ayah!
Kira membungkukkan badannya untuk memberi hormat kepada ayahnya kemudian dia pun langsung naik ke atas. terlihat Haruna sedang duduk di balkon sambil menikmati angin sepoi-sepoi khas dataran tinggi. Kira pun langsung duduk disamping Haruna.
Kira Sakazaki: hai, Haruna!
Haruna Sakazaki: eh, kakak.....
Kira Sakazaki: gimana, pemandangan-nya bagus kan dari sini?
Haruna Sakazaki: iya kak. Indah banget.... mungkin kalau malam hari lebih indah ya. Kayaknya aku bakal betah banget disini.
Kira Sakazaki: oh, jadi kamu udah mutusin buat pindah kesini?
Haruna Sakazaki: iya, kak.... aku juga udah resign dari pekerjaan aku. aku udah ngerasa gak bisa tinggal sendirian disana. semenjak sahabat aku menghilang entah kemana dan gak datang lagi, hidup aku disana jadi gak menentu. aku juga sering kehilangan fokus aku kalau kerja karena mikirin dia terus. makanya semoga kalau aku pindah kesini, aku bisa ngelupain kenangan aku bersama dia.
Merasa kasihan, Kira pun langsung memeluk adiknya tanpa bicara sepatah katapun.
Haruna Sakazaki: tapi kak.... aku minta sesuatu. selama aku tinggal disini, aku boleh gak daftar di tempat kakak wrestling?
Kira kaget dengan permintaan adiknya yang sedikit tidak terduga.
Kira Sakazaki: huh? jangan, Haruna! disana gak ada diva's division. kakak gak ngijinin kamu buat berada satu ring dengan seseorang yang badannya lebih besar dari kamu. aku gak mau kamu kenapa-kenapa, tau gak?
Haruna Sakazaki: kakak, jangan khawatir. adikmu ini udah berubah jadi seorang wanita yang tangguh. 2 tahun aku pisah dari kakak, aku terus berlatih dan berlatih supaya bisa jadi seperti kakak. dan sekarang, aku gak takut sama siapa-siapa. Haruna yang dulu bukanlah Haruna yang sekarang. aku udah berani jalan malam-malam karena gak ada seorangpun yang berani sama aku..... yah kecuali sama badut psycho. aku masih takut hehe.... aku bakal nebus janji aku ke sahabat aku kalau aku adalah seorang wanita yang kuat. aku gak peduli sahabat aku mau lihat ini atau enggak. tapi kita udah janji, kita bakal berada di puncak karir kita suatu saat nanti.
Kira Sakazaki: iya, kakak percaya sama kamu. oke, kamu boleh ikut. tapi kalau kamu kenapa-kenapa, kamu bilang sama kakak ya?
Haruna Sakazaki: ah, kak Kira dari dulu gak pernah berubah. selalu overprotektif sama aku. aku bakal baik2 aja kok.
Kira Sakazaki: kakak gak bisa ninggalin kamu kalau kamu dalam masalah, itu karena kakak itu sayang sama kamu. tapi walau gitu, kakak tetap percaya sama kamu. kamu harus buktikan kalau kamu adalah seorang Sakazaki yang kuat, seorang keturunan Sakazaki pertama yang tangguh dan terkenal disaat yang bersamaan.
Haruna Sakazaki: iya kak, aku janji!
Kira Sakazaki: yaudah, sekarang kamu istirahat sana. kamu pasti capek setelah perjalanan jauh.
Haruna mengangguk kemudian mereka berdua pun menuju kamar Haruna. scene pun berakhir.
-End-